Minggu, 19 Desember 2010

malaikat kecil

hampir seluruh orang di dunia mengatakan bahwa, memiliki anak adalah sesuatu yang sangat menggembirakan...lebih indah dari pada menang lotre...begitupun dengan seorang wanita yang bisa dibilang dia adalah seorang wanita yang lebih baik mati dari pada melupakan ayah dari anaknya...hampir selama empat tahun dia bertahan dengan perasaannya...walaupun tak ada restu dari orang tuangnya...namun dia selalu berdo'a agar kelak orang tuanya setuju terhadap hubungan dirinya dengan seorang pria, sebut saja pria itu Alan...pria itulah yang membuat Pipit (nama wanita itu) sangat membela mati-matian...hampir setiap hari dia berdo'a agar dia dapat bertemu dengan Alan, yang sama sekali tak ia ketahui dimana keberadaannya...
anak yang bersamanya kini mualai beranjak menjadi anak yang sangat pintar di umurnya yang ke 4 tahun...dia sangat tampan seperti ayahnya...sangat mirip ayahnya...di setiap kali anak itu tersenyum, pasti ada senyum Alan di situ...dengan telaten Pipit merawat anaknya itu...hingga tahun ke 4 dia memiliki anak hasil hubungannya dengan Alan, orang tuanya tak pernah sekalipun menjenguknya...
pipit tak menyadari bahwa anaknya pun butuh seorang ayah untuk diajaknya bermain...hampir setiap hari Fian (nama anak itu) bertanya tentang ayahnya...pertanyaan itu membuat Pipit bingung harus menjawab apa kepada anak kesayangannya itu...dengan berat hati, Pipit pun memualai untuk mencari keberadaan Alan...ia bertanya kesana kemari, namun kabar dari Alan pun tak ada...
pada hari itu, tepatnya hari minggu, Pipit sekali lagi mencari Alan di seluruh pelosok kota ini...namun ia harus pergi ke mall untuk membelikan mainan Fian yang dari tadi menelepon ibunya itu untuk segera membelikannya mainan yang ia sukai...masuklah Pipit di toko mainan di salah satu mall tersebesar di kota ini...ia memilih-milih mainan yang di inginkan anaknya itu...tak sengaja ia menabrak seorang anak yang umurnya tak jauh beda dengan umur ananya itu...Pipit merundukkan badannya, menjajari tinggi badan anak itu,"duh lucunya, namanya siapa sayang?"."pipit tante". dengan kaget pipit pun tersenyum. "nama kamu sama kayak namanya tante, mama papa kamu mana?". belum sempat anak itu menjawab pertanyaan pipit, ada suara laki-laki yang tak asing di telinga pipit, mamanggil nama anak itu yang sama dengan nama dirinya."pipit sayang, kamu kemana aja seh, papa nyari'in kamu loh"...seperti di sambar petir di siang bolong, pipit pun terpaku tak dapat berkata apa-apa, ketika melihat sosok yang memanggil nama anak itu ternyata Alan yang merupakan ayah dari anaknya...dengan perasaan yang campur aduk dan dengan linangan air mata, Pipit pun memanggil Alan... dan Alan pun juga terpaku melihat Pipit yang berubah menjadi sosok yang luar biasa dari pada waktu dahulu kala...
perbincangan pun terjadi di cafe yang berada di mall tersebut...Alan bertanya bagaimana kabar Pipit yang selama ini tak jumpa dengannya...Pipit tersenyum manis...ia tak menyebut nama Fian di perbincangan tersebut...Pipit bercerita tentang pekerjaannya yang kini menjadi pengusaha dan pebisnis yang bisa dibilang sangat sukses...di sela-sela perbincangan itu, tiba-tiba saja ada anak laki-laki kecil yang berlari ke arahnya dan memanggilnya "mama!!!mana mainanku, aku tunggu mama di rumah, tapi mama nggak pulang-pulang, ya udah Fian nyusul mama ke sini" kata anak itu sambil tersenyum manja kepada Pipit..."iya sayang, maafin mama, soalnya mama ketemu sama..."Pipit tak melanjutkan kata-katanya..."sama siapa ma?sama papanya Fian ya?", kini yang sangat terkejut adalah Alan, dia baru sadar, bahwa anak yang sangat tampan ini dan sangat cerdas ini adalah anaknya...dengan rasa bersalah Alan pun langsung memeluk Fian..."maafin papa, papa nggak bisa jaga kamu sama mama kamu, maafin papa Fian, papa jahat sama kalian, papa ninggalin mama kamu, maafin papa nak"...dengan linang air mata, Pipit pun memeluk Alan yang sangat ia rindukan...
sepulang dari peristiwa itu...Pipit langsung masuk kamar, dia menangis dejadi-jadinya...dan dia berterima kasih kepada Tuhan karena telah mempertemukan anaknya dengan Alan...namun, tak ada satupun yang tau, bahwa pipit sebenarnya memiliki penyakit Cancer otak, dan dia pernah bersumpah, bahwa ia akan bertahan hingga anaknya dapat bertemu dengan ayahnya...Penyakit Pipit itu pun kambuh untuk kesekian kalinya, rasa sakit yang sangat itu menyerang kepalanya...dan dengan linangan air mata, senyuman dan harapan yang cukup besar, ia pun menutup mata untuk selama-lamanya...